Wednesday, April 29, 2009

That's when I know, my love, my life

بسم الله الرحمن الرحيم

The sun has begun to set and I hang up the smile I've worn all day. Though I will make sure it is the first thing I put back on in the morning because just in case it is 'that day,' I want my love to see me at my very best.

I do the normal routine, eat dinner, clean the house, write -- the usual stuff.

And then I lay down hoping to fall asleep quickly so my new day will hurry up and arrive. A new day with a brand new sun.

But as I lay there and wait for the world to turn half way around, sometimes I smile, and sometimes that smile will turn into a snicker, and then often that snicker will turn into a burst of laughter.

And then there are times I get that lump in my throat and that tight feeling in my chest, and sometimes that feeling overwhelms me and begins to turn into a tear, and often that tear multiplies itself and I can no longer fight the feeling and I lose the battle.



Then somehow through either the joy or the sadness I drift and find myself asleep. Then the dreams begin and keep me company until my new day arrives.

When I awake it's with such excitement! Because I tell myself this could be the day that every other day has led up to and the first day of the rest of my life. I quickly dawn my smile, because I do so want my love to see me at my very best. Then I look out the window even though I know it's dawn, but I still have to confirm I've been given another chance to 'find' my love.

And there it is ... the sun, even when it's cloudy; somehow I still see it. And it smiles at me and I say "thank you" and I smile back.

Then I ask myself, "Is this the day?" And the excitement rushes over me again. And then I ask myself, "Where's it going to be?"

Maybe it'll be at the water fountain and unexpectedly there I'll find my love and much more than my thirst will be quenched.

Maybe it'll be at the grocery store, and there it'll appear as I'm picking out fruit and it'll show me the difference between fresh and spoiled. Then from that moment, nothing that I will eat will ever taste the same. Because it'll bring out the simplest beauties in everything I see, taste, smell, hear, or touch.

Or maybe today will be the day when my Angel brings an item up to the cash register without its price tag. And as I wait behind this Angel with all the frustrated people who are in such a hurry about their busy lives, I will find myself with such blessed extra time. Just enough time to start a conversation with this beautiful vision standing behind me that I might not otherwise would have noticed. But because of a "price check on register 5," I was able to find my love.

So will today be the day I say, "ALHAMDULILLAH/THANK YOU GOD!" which began my new day. Thank you for granting me the faith when I arose this morning that I would find my love in this new day. But most of all, thank you for me not having to ever wait on another sunrise. Because whenever I want to see it, I will look at it and there it shall always be, in its eyes, it will forever hold it for me.

Alhamdulillahi rabbil 'alamin. الحمدلله رب العلمين


Asmmau Allah - - Sami Yusuf


والله علم
والسلام عليكم

Monday, April 20, 2009

Infiru khifafa wathiqola

بسم الله الرحمن الرحيم

Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu, apabila dikatakan kepada kamu: "Pergilah beramai-ramai untuk berperang pada jalan Allah", kamu merasa keberatan (dan suka tinggal menikmati kesenangan) di tempat (masing-masing)? Adakah kamu lebih suka dengan kehidupan dunia daripada akhirat? (Kesukaan kamu itu salah) kerana kesenangan hidup di dunia ini hanya sedikit jua berbanding dengan (kesenangan hidup) di akhirat kelak. (At Taubah 9:38)

Jika kamu tidak pergi beramai-ramai (untuk berperang pada jalan Allah - membela ugamaNya), Allah akan menyeksa kamu dengan azab seksa yang tidak terperi sakitnya dan Ia akan menggantikan kamu dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat mendatangkan bahaya sedikitpun kepadaNya. Dan (ingatlah) Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. (At Taubah 9:39)

Kalau kamu tidak menolongnya (Nabi Muhammad) maka sesungguhnya Allah telahpun menolongnya, iaitu ketika kaum kafir (di Makkah) mengeluarkannya (dari negerinya Makkah) sedang ia salah seorang dari dua (sahabat) semasa mereka berlindung di dalam gua, ketika
ia berkata kepada sahabatnya: "Janganlah engkau berdukacita, sesungguhnya Allah bersama kita". Maka Allah menurunkan semangat tenang tenteram kepada (Nabi Muhammad) dan menguatkannya dengan bantuan tentera (malaikat) yang kamu tidak melihatnya. Dan Allah menjadikan seruan (syirik) orang-orang kafir terkebawah (kalah dengan sehina-hinanya), dan Kalimah Allah (Islam) ialah yang tertinggi (selama-lamanya), kerana Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana. (At Taubah 9:40)

Berangkatlah (untuk berperang pada jalan Allah), sama ada dengan keadaan ringan (dan mudah bergerak) ataupun dengan keadaan berat (disebabkan berbagai-bagai tanggungjawab); dan berjihadlah dengan harta benda dan jiwa kamu pada jalan Allah (untuk membela Islam). Yang demikian amatlah baik bagi kamu, jika kamu mengetahui. (At Taubah 9:41)


kekadang perit kau rasakan
kekadang lelah kau rasakan

kau tanya diri,
apa bisa aku mempasakkan kaki
menongkah arus duniawi
menjunjung risalah untuk disebar
sedang kau tersepit di antara duanya

memacu gerak ummah
meninggi titik jatuh ke mulia
seolah mudah pada butir bicara
bukan pada bukti amal

dan benar tentu itu
bahawa diri tidak seorangan
menyaksi mereka tangkas
dan diri sedang lesu

membugarlah segar hai jiwa lesu
langkahkan kakimu penuh yakin
Rasulmu tidak berhenti derapnya
meski pecah berdarah kakinya dilontar hajar

dan tekad Abu Bakr
melangit tinggi bakarnya
golongan riddah mesti ditentang
demi satu iman tidak berganti

dan kau lihat jejaknya diturut
demi satu iman ia berderap
ayuh lepaskanlah tali itu
yang merantai jiwa pada dunia

dan kau bangkit demi cinta
dan janji tiada mungkir
meski lautan dunia memerangmu
Allah dan malaikat di sisimu

hai jiwa yang lesu
jangan demi duri kecil
perjalanan menunduk bumi kau tinggalkan
musafir menentang kuffar kau lupakan

jangan
sekali-kali jangan

bahawa kufur selepas iman itu seksa
biar tinggi darjat amalmu
neraka Allah untuk pendosa
syurga-Nya milik yang ikhlas

hai jiwa yang membentak
bentakan dunia itu fatamorgana
lambaian syurga itu yang benar
jangan kau pilih merenung saja

tidak ada kata dua bagi dunia
hanya menyingkir itu yang benar
jangan berdalih antara dua
kerna deen ini yang tunggal cuma

syurga bukan tukarannya dunia
manisnya tidak bisa diraih dengan pahitnya dunia
syurga itu bagi mereka yang tunduk
tunduk untuk Satu dan demi Satu

tundukkan hawamu pada al-Haq
bersihkan hatimu dari selut dunia
kobarkan bara semangatmu meninggi
dan tundukkanlah bumi ini buatmu

heap thanks my brother for this poem.... that's what I really need at the moment... a boost, support and motivation-  http://thetalkingpen.blogspot.com/2009/04/bangkit-jiwa-lesu.html



والله علم
والسلام عليكم

Wednesday, April 8, 2009

Fafirru ilallah (Kembalilah kepada Allah)

بسم الله الرحمن الرحيم

Menyoroti sejarah umat Muhammad s.a.w, bangkitnya mereka begitu gagah. Digeruni seisi dunia dengan gelaran ustaziyatul alam pada era tamadun Abbasiyah. Benarlah, kehebatan umat Islam saat itu tidak dapat dipersoalkan.

Namun akhirnya, dari satu tamadun yang sangat hebat itu, Umat Islam akhirnya jatuh, jatuh dan jatuh…kejatuhan itu sehingga kini. Kita adalah umat yang hidup di era kejatuhannya, namun kita tidak pernah sedar semua itu. Kita leka bermain dengan permainan-permainan yang disajikan dunia, sehingga tidak sedar beribu wajah sedang ketawa gembira melihat umat Muhammad s.a.w yang terus menerus dalam kealpaan.

Mengapa ini berlaku? Apa ubatnya? Dimana perlu dicari penawarnya?

JAUHNYA UMAT ISLAM DARI AL-QURAN DAN AS-SUNNAH:



1. Al-Quran tidak menjadi ruh dalam hidup umat Islam, padahal seharusnya Al-Quran itu sentiasa ditadabburkan untuk kemudiannya diamalkan.

Pada Muktamar Missionaris ke V, Zummer mengatakan;

Kerja kita hari ini bukan mengkristiankan umat Islam, tetapi jauhkan mereka dari Al-Quran dan Sunnah. Jadikan mereka tidak bangga dengan Nabi Muhammad. Dan jauhkan mereka dari sejarah Islam, jadikan mereka malu mengakui keIslamannya, buatlah mereka jauh dari ulama-ulama mereka.

Cuba kita lihat tubuh umat Islam saat ini, adakah berhasil “wasiat” Zummer di kalangan generasi kita dan anak-anak Islam??

Di samping itu, yang membuatkan umat Islam terus menerus ditindas dan sangat jauh dari Al-Quran ialah perlakuan kita terhadap Al-Quran itu sendiri;

1) Mencampur adukkan antara yang hak dan yang batil.


Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedang kamu mengetahui. (Al-Baqarah 2:42)

2) Beriman kepada sebahagian ayat dan ingkar kepada sebahagian yang lain.


....Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al-Kitab dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. (Al-Baqarah 2:85)

3) Menjadikan Al-Quran sesuatu yang tidak diendahkan.


Berkatalah Rasul; “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Quran ini sesuatu yang tidak diacuhkan. (Al-Furqan 25: 30)

4) Menganggap Al-Quran hanya sebagai bahan hiburan


Dan kami tidak menganjurkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al-Quran itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan. (Yasin 36:69)

5) Memperolok-olok ayat Al- Quran dan kandungannya.


Itulah balasan atas mereka, iaitu neraka jahannam, sebab mereka kafir dan memperolok-olokkan ayat-ayat-Ku dan Rasul-Ku. (Al-Kahfi 18:106)

Begitu juga halnya dengan As-Sunnah tinggalan Rasulullah s.a.w. Fungsi Rasulullah s.a.w adalah men“jambatan”i (menghubungkan) antara umat Islam denga Allah Taala, “manusia pilihan” ini berhak untuk dijadikan cermin bagi umat Islam.

Tetapi apa yang kita lihat pada tubuh ummat ini? Ternyata Rasulullah s.a.w tidak dijadikan teladan universal. Pergeseran keteledanan ini adalah akibat dominasi Barat yang sentiasa dilancarkan ke dalam tubuh umat Islam sehingga kita sebagai generasi Islam malu untuk “berbaju” mengikut ketetapan syariat dan sunnah. Cara kita makan sampai cara berpakaian. Cara kita menikah melalui proses “couple” . Cara kita belajar Pedidikan Agama Islam di sekolah-sekolah. Cara orang-orang tua kita memandang ibadah hanya di masjid sahaja, sampai cara kita dan adik-adik kecil kita mengagungkan artis dalam kehidupan seharian.

Dan pada akhirnya terbukti juga apa yang pernah dikatakan oleh Muhammad Abduh,

“Islam itu tertutupi oleh orang-orang Islam sendiri”

Kerana umat Islam tidak bersungguh-sungguh mencintai Rasulullah s.a.w . Kerana apabila kita mencintainya, bererti kita akan sentiasa dan selalu berpegang teguh kepada perintahnya, mengikuti jejaknya dan menjauhi larangannya. Kasih dengan hati, mengikuti sunnahnya dengan sebaik-baiknya. Itulah sebagai bukti cinta kepada Rasulullah s.a.w.


.....Dan apa-apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka ambillah, dan apa-apa yang dilarang olehnya jauhilah..(Al-Hasyr 59: 7)

Sungguh, penawar untuk umat Islam hanyalah pulang kepada Allah s.w.t dan mengikuti ajaran Rasulullah s.a.w. Memahami isi Al-Quran dan mengikuti Sunnah tinggalan Rasulullah s.a.w. Dan penawar itu banyak terdapat di rak-rak buku di rumah kita, penuh debu jarang diselak. Apatah lagi untuk dibaca dan ditadabbur maksudnya. Perlu ingat, Al-Quran itu perlu dibaca dengan hati, memahami maksud setiap daripada ayat-ayatnya. Berbeza benar dengan amalan “orang kita” yang hanya menggapai Al-Quran di saat sedih semata-mata untuk mengalunkan bacaan dan merasai sedikit ketenangan dari alunan bacaan tanpa faham maksud ayat-ayat yang telah dibaca. Fungsi Al-Quran tidak terhad kepada itu sahaja, tapi fungsinya jauh amat besar, Al-Quran itu manual hidup bagi Umat Islam! Sesuatu benda yang dilakukan tidak mengikut seperti arahan di dalam manual, semua sudah sedia maklum apa yang akan terjadi akibatnya- rosak!


Pilihlah jalan masing-masing dan semoga kita diketemukan dalam rahmatNya kelak, insyaAllah.

والله علم
والسلام عليكم

Tuesday, April 7, 2009

Tegakkanlah daulah Islam dalam diri

بسم الله الرحمن الرحيم

Ingin saya kongsi pesanan Naib Presiden Ikatan Muslimin Malaysia (ISMA), Ustaz Haji Abdul Halim Abdullah sebagai renungan buat diri saya sendiri terutamanya dan buat semua sahabat-sahabatku juga..

Kata-kata Imam Hasan Al-Hudaiby masih terpahat kukuh disanubari ramai Duat hari ini–“Tegakkan Daulah Islam Dalam Diri Kamu, Nescaya Ia Akan Tegak Di Atas Bumi Kamu”.
Jika dilihat ungkapan dari kacamata atau melalui jalan politik semata-mata, mereka yang tidak sabar ingin mengkecapi kemenangan dalam Pilihanraya semasa masih ada usia, sudah tentu akan mencemuh dengan menuduh jalan ini lambat dan terlalu ketat keaslian dan syarat-syaratnya. Golongan ini bukan sahaja gopoh dalam membuat kesimpulan tapi juga tidak ada kemampuan dalam memahami Sunnah Allah swt dalam perjuangan umat yang panjang dan silih berganti ketamadunan. Hakikatnya Allah swt telah menetapkan bahawa asas perubahan dalam masyarakat adalah hasil dari perubahan dalam diri individu dalam umat itu sendiri. ‘Sesungguhnya Allah tidak merubah apa yang ada dalam satu kaum, sehingga mereka merubah merubah apa yang ada di dalam diri mereka sendiri.

Oleh sebab itu asas Dakwah kita ialah merubah diri ahli, kemudian merubah keperibadian masyarakat disekeliling kita. Dengan kata lain, ISMA tidak akan mampu membawa perubahan dalam masyarakat dan umat sehinggalah ahli-ahlinya mampu membuat perubahan ketara di dalam diri dan keluarganya sendiri. Dengan kata lain juga, sekiranya ahli-ahli ISMA dapat dan mampu membaiki dan meningkatkan ketaqwaan dan akhlak diri dan keluarganya, maka dia akan lebih mampu dan berjaya membawa perubahan yang diimpi dan dicita-citakan terhadap masyarakat dan umatnya.

Lihat sahaja di dalam cara Islam merubah masyarakat zaman Nabi saw yang kesannya masih terasa hingga ke hari ini walau telah berlalu 1400 tahun lamanya. Allah swt mengutuskan Nabi saw yang memiliki ketaqwaan dan keperibadian yang tertinggi. “Demi Allah, aku adalah orang yang paling taqwa dikalangan kamu akan tetapi aku bersolat dan menggauli isteri, berpuasa dan berbuka …(hadis teguran Nabi saw terhadap beberapa Sahabat ra yang mehu mencapai taqwa dengan cara berpuasa dengan tidak berbuka, beribadat solat sepenuhnya malam tanpa menggauli isteri dan sebagainya). Firman Allah swt, “Telah ada bagi kamu pada diri Rasulullah contoh tauladan yang baik”. Kata Aisyah r.a, “Akhlak Rasulullah saw adalah Al-Quran”. Firman Allah swt, “Sesungguhnya kamu (ya Muhammad) mempunyai akhlak yang hebat” (Al-Quran). Ketaqwaan dan keperibadian/akhlak sebeginilah yang mampu membawa perubahan di dalam masyarakat Arab Melah dan Madinah seterusnya di Semenanjung Arab. Dari Baginda saw dibentuk para Sahabat ra, umat yang terbaik yang dikeluarkan oleh Allah swt di muka bumi. “Kamulah umat yang terbaik dikeluarkan untuk manusia” (Al-Quran). Dari mereka pula dibentuk umat manusia di Negara-negara berdekatan di zaman Islam membuka tanah-tanah baru di Mesir, Parsi, Syam dan lain-lain.

Tanpa keperibadian yang tinggi, tidak mungkin tercapai cita-cita penegakkan Islam yang luas dan keperibadian umat pemimpin dan pembimbing dunia yang kita cita-citakan. Tanpa pendidikan dan peningkatan diri, jangankan menegakkan Negara Islam tidak kesampaian, malahan membentuk organisasi dan jemaah yang akan berjuang menjayakan projek membina Negara pun akan kecundang atau menemui berbagai jalan buntu. Contoh-contoh ketara adalah seperti akhlak ahli yang bermasalah, lemahnya kefahaman terhadap perjuangan bahkan terhadap Islam itu sendiri. Tidak pelik jika ada yang ke tahap menyombong diri dihadapan sahabatnya yang lain kerana pangkat, kelulusan, profession, harta, kereta dan sebagainya dari ciri-ciri dunia yang fana ini. Terdapat pendokong Islam yang tidak dapat menghayati atau mempraktikkan disiplin dan kesungguhan dalam bekerja, hanya berpada berteori dan mengarah tanpa bekerja keras sedang dia mengutip hasil titik peluh sahabatnya yang ikhlas dan bersungguh dalam amal dakwah . Tidak kurang mereka yang merangka plan dan tindakan siang dan malam untuk orang lain sedang anak-anak sendiri, samada sebahagian atau semua mereka, jauh dari program-program Islam yang terancang, hanyut di dalam arus perdana yang tidak haraki.

Lemah didikan terhadap diri ahli dalam organisasi atau keperibadian diri dalam masyarakat juga akan mengakibatkan kegoyahan dalam struktur organisasi dan mesyarakat tersebut. Tanda pertama kepada penyakit ini ialah lemah dan goyahnya ikatan hati dan ruh yang membawa kepada longgarnya perasaan yang penghayatan Ukhuwwah (Kasih Sayang) Islamiyah secara amali di dalam barisan. Sebahagian tanda-tanda penyakit yang merbahaya ini ialah perasaan hasad, iri hati, bermuka-muka, tidak telus, berpolitik bukan pada tempatnya, menjatuhkan orang lain, tidak berani berterus terang, memfitnah, mengumpat, mengata, gila kuasa dan sebagainya. Sudah tentu jemaah atau organisasi seumpama ini tidak ubah seperti sebuah kelab biasa dan jauh dari ciri sebuah jemaah Islam menyeluruh yang bekerja mencapai cita-cita Islam yang jauh dan murni. Iman dan Ukhuwwah ibarat antibodi dalam badan yang mencegah jangkitan penyakit-penyakit yang datang menyerang. Apabila lemahnya ikatan dan perasaan Ukhuwwah, maka datang pula penyakit-penyakit kronik yang lain seperti saling menjatuhkan pihak lain, campurtangan dalam pentadbiran dan tugas Dakwah pihak lain sedang tugas yang dipertanggungjawab ke atas bahu sendiri terabai, dan sebagainya. Kita melihat ini banyak berlaku di dalam badan-badan Dakwah Islam khususnya badan yang lemah dalam bidang mendidik ahli. Apabila ini berlaku, dakwah tidak dapat maju ke hadapan dan cita-cita menegakkan Islam di dalam keluarga, masyarakat dan Negara, apatah lagi dunia hanya tinggal cita-cita dan tidak lebih dari itu.

Oleh itu amat tepatlah kata-kata Imam Hasan Al-Hudaiby, “Tegakkan Islam dalam diri kamu, nescaya ia tertegak di atas bumi kamu”.

Kita menyeru kepada sekelian umat yang bercita-cita tinggi kea rah memperjuangkan Agama yang suci ini, khususnya pendokong-pendokong gerakan Islam dan ahli-ahli ISMA sendiri supaya memberi penekanan yang kuat terhadap tarbiyah atau pendidikan diri insan, lelaki dan wanita. Dari pengamatan terhadap nas-nas Al-Quran, Hadis dan pengalaman-pengalaman gerakan Islam dulu dan kini meyakinkan kita bahawa hanya Jalan Tarbiyah, mendidik diri dan masyarakat, adalah sebaik-baik jalan yang menuju ke matlamat yang diimpikan. Itulah jalan yang ditunjukkan kepada kita oleh Rasulullah saw.

Kita berdoa kepada Allah agar kita dipilihNya menjadi pendokong dan pejuang agamaNya. “Dan tidak diketahui tentera (penolong) Tuhan melainkan Dia” (Al-Quran). “Jika kamu berpaling, Dia akan menggantikan (kamu) dengan kaum yang lain selain kamu. Kemudian, mereka tidak seperti kamu” (Al-Quran).

Ustaz Haji Abdul Halim Abdullah
Naib Presiden ISMA.

Secebis peringatan dalam adab amal jamaie...


Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasulullah dan kepada "Ulil-Amri" (orang-orang yang berkuasa) dari kalangan kamu. Kemudian jika kamu berbantah-bantah (berselisihan) dalam sesuatu perkara, maka hendaklah kamu mengembalikannya kepada (Kitab) Allah (Al-Quran) dan (Sunnah) RasulNya - jika kamu benar beriman kepada Allah dan hari akhirat. Yang demikian adalah lebih baik (bagi kamu), dan lebih elok pula kesudahannya. (An Nisa' 4:59)


Dan apabila datang kepada mereka sesuatu berita mengenai keamanan atau kecemasan, mereka terus menghebahkannya; padahal kalau mereka kembalikan sahaja hal itu kepada Rasulullah dan kepada - "Ulil-Amri" (orang-orang yang berkuasa) di antara mereka, tentulah hal itu dapat diketahui oleh orang-orang yang layak mengambil keputusan mengenainya di antara mereka; dan jika tidaklah kerana limpah kurnia Allah dan belas kasihanNya kepada kamu, tentulah kamu (terbabas) menurut Syaitan kecuali sedikit sahaja (iaitu orang-orang yang teguh imannya dan luas ilmunya di antara kamu). (An Nisa' 4:83)

Jamaah itu bermaksud anda bersama dengan kebenaran walaupun anda berseorangan. Tidak perlu kita memaksa sesiapa untuk bersama dengan persatuan atau gerakan kita. Kalaulah persatuan/gerakan itu mendakwa dia adalah Jamaah yang wajib untuk diberi wala’ dan sesiapa yang keluar daripadanya diisytihar “bughah”, maka sila nyatakan sekarang nama persatuan/gerakan tersebut. Jika tiada, masing-masing usah menganggap persatuan/gerakannya adalah “Jamaah” dengan erti katanya yang khusus.

Artikel sebelum ini (Biarlah Amal yang berbicara) dipetik daripada kitab “Bahtera Penyelamat”, ditujukan untuk semua termasuk diri penulis blog supaya kita sentiasa beringat dan tidak menghabiskan masa dengan pertikaman lidah yang tidak membawa kepada amal.

Sekarang, masing-masing beramal dengan cara dan pendekatan yang difahami selagi mana tidak bertentangan dengan Al-quran dan Sunnah. Bekerjasama tidak semestinya berada di dalam persatuan/gerakan yang satu. Tapi itu juga tidak bermakna tiada ruang untuk sebarang kerjasama, melainkan salah satu pihak menutup semua ruang perbincangan. Carilah penjelasan dari pelbagai pihak dan bukan satu sahaja, dan berlapang dadalah kerana itulah serendah-rendah ukhuwwah. Berani kerana benar, takut kerana salah.

Tiada siapa yang salah di sini. Allahu Musta’an

Kepada semua,

Boleh rujuk buku karangan Al-Marhum Said Hawa bertajuk “Kaifa La Namdhi ba’idan ‘an ihtiajil asir” terbitan Darus Salam. Juga buku “Toriq ila Jamaatil Muslimin” karangan Hussein Muhsin Jabir. Kedua-dua buku ada menjelaskan dengan baik segala persoalan tentang jamaah. Selamat membaca.

p/s: Credits to Ustaz Shuhaib Arrumy as well for the enlightenment. Peace everyone.



والله علم
والسلام عليكم

Friday, April 3, 2009

Biarlah amal yang berbicara

بسم الله الرحمن الرحيم

InsyaAllah apa yang ingin saya kongsi kali ini perlu pemerhatian yang teliti. Bacalah dengan hati yang ikhlas dan tenang. Tidak terlintas langsung di hati untuk membidas mana-mana pihak. Sekadar berkongsi dalam mencari erti kehidupan.

Saya sering diberitahu oleh teman-teman tentang syubhat ataupun tuduhan yang menurutnya menimbulkan beberapa persoalan tentang kebenaran dakwah dan para pengikutnya. Saya pun mendengar serta meneliti setiap kata-kata, dalam tulisan samada di majalah, blog ataupun email berkenaan dan mendapatinya dipenuhi dengan maklumat yang sedikit sebanyak telah menyatakan apa yang tidak pun berlaku. Penulis atau pembicara itu membuat pelbagai kata-kata berbentuk hasutan supaya manusia yang lain menjauhkan diri daripada cahaya dakwah ini. Bahkan semua itu menggambarkan seolah-olah sang pembicara memiliki satu pandangan negatif terhadap mana-mana pihak yang ingin menyumbang untuk kebaikan bersama di bumi kepunyaan Allah swt.

Akal mereka hampir gila sehingga tidak boleh menerima realiti dakwah ini semakin subur dan diterima masyarakat ramai. Golongan ini telah dirasuk hasad dan dengki dengan pencapaian orang lain dalam lapangan kerja bakti untuk agama dan bangsa. Bagi mereka, kerja kebaikan hanyalah milik mutlak kumpulan atau gerakan tertentu. Inilah yang disebut sebagai monopoli dalam ertinya yang lebih khusus bagi semua penggerak dakwah. Seakan-akan hanya mereka sahaja yang betul dan benar!! Yang lain semua salah!! Mereka terlupa alam ini teramat luas dan manusia itu semakin bertambah populasinya. Tenaga kita terbatas, justeru sikap berlapang dada dengan semua pihak yang mengibarkan panji Al-Haq sangat dituntut oleh Islam. Saya anggap mereka ini sedang mengigau dek tidur yang terlalu panjang lalu apabila terjaga, semua orang di kelilingnya dimarahi dan disalahkan. Ataupun mereka ini mengigau di siang hari.

Biasanya hanya manusia yang tiada agenda agung serta dibuai lena sahaja yang akan sibuk berkokok tidak senang terhadap hasil kerja orang lain. Bagi insan yang memikul amanah mulia dakwah, tiada bagi mereka masa dan waktu untuk terkial-kial mencari kesalahan sesiapa. Setiap waktunya di isi dengan ibadah dan zikir. Diam dan geraknya hanya kerana Allah. Tidur dan jaganya juga dipastikan mendapat redha Al-Khaliq. Jika anda benar-benar ikhlas bekerja untuk Islam dalam apa jua gerakan yang anda pilih, sudah tentu kita semua akan bertemu di titik akhir yang sama dengan izin Allah swt. Sekarang adalah masa untuk menyinsing lengan menggunakan tulang empat kerat memerah keringat dalam berbakti di bawah teduhan Al-Qur’an. Bukannya masa untuk bertengkar yang mana satu itu lebih patut diikuti dan yang lainnya harus dilenyapkan dari peta dunia. Contohilah para Imam mazhab yang empat dalam adab hormat-menghormati biarpun berselisih pendapat. Selagimana itu perkara cabang (furu’) selagi itu ruang ijtihad terbentang luas baginya.

Ramai juga daripada rakan saya bersemangat untuk membalas serta menjawab segala persoalan yang ditimbulkan itu. Ini lahir kerana cinta dan sayang kepada dakwah yang barakah ini. Bagi mereka tulisan-tulisan ini akan menjauhkan manusia daripada dakwah kita. Sebahagian pemuda akan terpengaruh lalu meninggalkannya. Namun, pandangan saya berlainan daripada mereka. Sesungguhnya bahtera dakwah dan kebenaran ini akan tetap meneruskan perjalanannya menuju destinasi yang ditetapkan oleh nakhodanya. Biarpun dunia seluruhnya memeranginya, kebenaran itu tetap akan kekal teguh umpama gunung terpasak kukuh. Usah kita menyibukkan diri untuk membalas dan menjawab segala tuduhan tidak berasas itu. Kerja yang sedia ada sudah menjadikan kita sesak dan tidak menang tangan. Panduan daripada Al-Qur’an cara terbaik berinteraksi dengan golongan jahil ini ialah:


“Dan apabila mereka mendengar perkataan yang sia-sia, mereka berpaling daripadanya sambil berkata: “Bagi kami amal kami dan bagi kamu pula amal kamu; selamat tinggallah kamu; kami tidak ingin berdamping dengan orang-orang yang jahil”.(Al-Qashash 28:55)

Dakwah ini akan dipelihara oleh Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana. Kita tidak perlu menghabiskan masa dengan menulis jawapan-jawapan untuk setiap tuduhan jahat itu lebih-lebih lagi jika hampir semuanya adalah palsu dan dusta semata-mata. Biarlah diri mereka menjawab di hadapan Tuhan Pemilik Hari Kebangkitan kelak. Hasbunallahu wa nikmal wakil (Cukuplah bagi kami Allah, sebaik-baik Yang diserahkan kepadanya segala urusan dan kepentingan).

Sekiranya ada di sana hati-hati yang masih lagi celik dan sedar, maka dengan izin Allah swt kebenaran itu pasti terserlah biarpun lambat masanya. Pintu bersangka baik dalam mencari kebenaran itu sentiasa terbuka. Saya tinggalkan untuk golongan yang cuba berniat buruk terhadap mana-mana golongan yang ingin menyeru kepada kebenaran dan mengajak anak bangsa memahami warisan Islam dengan erti katanya yang syumul dengan potongan ayat Al-Qur’an ini:


“Ia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu membanjiri tanah-tanah lembah (dengan airnya) menurut kadarnya yang ditetapkan Tuhan untuk faedah makhlukNya, kemudian banjir itu membawa buih yang terapung-apung. Dan dari benda-benda yang dibakar di dalam api untuk dijadikan barang perhiasan atau perkakas yang diperlukan, juga timbul buih seperti itu. Demikianlah Allah memberi misal perbandingan tentang perkara yang benar dan yang salah. Adapun buih itu maka akan hilang lenyaplah ia hanyut terbuang, manakala benda-benda yang berfaedah kepada manusia maka ia tetap tinggal di bumi. Demikianlah Allah menerangkan misal-misal perbandingan. ” (Surah Ar-Ra’d 13:17)

Ini adalah saringan bebas saya daripada buku karangan ulama Lubnan, Ustaz Fathi Yakan bertajuk “Bahtera Penyelamat”. Semoga bermanfaat untuk semua pembaca.

Kadang-kadang di atas Jalan dakwah ini kita bertemu dengan gangguan daripada saudara seperjuangan. Seolah-olah mereka cuba menghentikan kita daripada beramal atas kefahaman kita yang sahih dan jelas. Mereka berusaha melakukan pelbagai cara dan taktik supaya kita duduk dan menganggur. Pendek kata, mereka mahukan kita ini keluar dari Jalan yang panjang ini. Dahsyat sungguh!

Rasulullah sudah berpesan kepada kita tentang perkara ini. Dalam sebuah hadis yang ditakhrijkan oleh Abu Bakar bin Bilal daripada hadith Anas di dalam kitab Makarim Akhlak :”seorang mukmin itu berada diantara lima ancaman:

1. seorang mukmin yang dengki padanya

2. munafiq yang membencinya

3. kafir yang membunuhnya

4. syaitan yang menyesatkannya

5. hawa nafsu yang menggodanya”

Para pendakwah yang ikhlas akan menghadapi semua ancaman ini. Golongan yang dengki ini sangat tidak selesa dengan pencapaian orang lain dalam amal dakwah. Mereka hanya inginkan semua kejayaan dan hasil yang diperolehi para pendakwah hilang dan lenyap. Hati mereka sengsara. Jiwa mereka sakit menderita. Mereka sanggup merancang tipudaya ke atas saudara-saudara mereka. Perumpamaan mereka seperti kisah Qabil yang dengki, hasad, dendam yang membuak-buak hingga akhirnya membunuh saudaranya Habil. Sepanjang sejarah dakwah sejak dahulu hingga kini dicatat dengan kisah hasad dengki bukannya dari orang asing bahkan dari kawan dan sahabat rapat! Ibnu Mu’taz pernah berkata:“Orang yang hasad itu marah kepada orang yang tidak berdosa, kikir terhadap sesuatu yang bukan kepunyaannya dan sentiasa mencari atau meminta sesuatu yang tidak akan diperolehinya.”

Golongan yang dengki ini akan menghalalkan semua yang dilarang dan diharamkan untuk mencapai tujuan dan cita-cita peribadi mereka seperti api yang membakar daun-daun hijua juga daun kering. Saya kongsikan di sini beberapa hadith untuk golongan ini mengambil iktibar dan pengajaran jika pintu hati mereka masih terbuka:

“Sesiapa yang menggembar-gemburkan (pada orang ramai) sesuatu perkara (perkataan) terhadap seseorang Muslim untuk menjatuhkan maruah orang tersebut di dunia pada hal ia tidak demikian, maka wajiblah Allah mencairkan pembawa fitnah tersebut pada hari Qiamat dalam api neraka sehinggalah ia dapat membuktikah kebenaran apa yang telah dikatakannya.” (Hadith riwayat Al-Thabarani)

“Barangsiapa yang memakan daging saudaranya di dunia (mengumpat) kelak pada hari Qiamat dibawakan kepadanya daging itu, dikatakan kepadanya “Makanlah daging bangkai ini sebagaimana engkau makan dagingnya ketika dia hidup dahulu”. Lalu ia pun makan memakan daging itu sambil berteriak-teriak”. (Hadith riwayat A1-Tabrani dan lain-lain)

“Mengumpat itu lebih buruk daripada zina. Sahabat bertanya bagaimana? Rasulullah menjawab: seorang yang berzina itu kalau bertaubat mungkin taubatnya itu diterima oleh Allah. Akan tetapi orang yang mengumpat tidak akan Allah ampunkan dosanya sehinggalah orang yang diumpatinya itu memaafkannya.” (Hadith riwayat Tabrani dan Baihaqi)

Mengapa mereka dengki?

Merasa dirinya lebih mulia berbanding orang lain. Dia tidak rela orang lain mengatasinya dalam apa jua perkara. Dia tidak boleh tahan dengan sikap mengatasi yang ditunjukkan oleh saingannya itu. Malah ia tidak boleh menerima apa yang dirasakannya sebagai sikap mengatasinya.



Bertaubatlah wahai orang-orang yang beriman sebelum datangnya ajal.

والله علم
والسلام عليكم

Thursday, April 2, 2009

Sedarlah wahai saudaraku

بسم الله الرحمن الرحيم

Sudah agak lama saya tidak berkesempatan untuk menulis di sini. Sekarang baru rasa 'penangan' final year untuk Ijazah Sarjana Muda Kejuruteraan Mekanikal di the University of Auckland ini. Walaupun kuliah tak banyak, tapi sentiasa sibuk dengan projek-projek design & assignment sepanjang masa. Walau bagaimanapun saya terpanggil juga untuk menyentuh tentang isu semasa di Auckland khususnya dan memperingatkan diri saya sendiri dan semua sahabat-sahabatku yang lain tentang perkara ini. 

Saya yakin semua orang di Auckland sudah tahu tentang Foam Party anjuran kelab X yang telahpun berlangsung dengan jayanya tahun lepas. Kini Foam Party tu akan kembali lagi tahun ini. Kita selaku seorang Muslim sepatutnya sudah jelas dengan keadaan majlis tersebut. Tak perlu diperdebatkan haram atau syubhahnya kerana memang sudah jelas lagi nyata HARAM & BATIL. Pergaulan bebas, alkohol, sampai basah dan berbuih... apa natijahnya semua itu?


Dan janganlah kamu campur adukkan yang benar itu dengan yang salah, dan kamu sembunyikan yang benar itu pula padahal kamu semua mengetahuinya. (Al Baqarah 2:42)

Majlis yang ada unsur kebatilan akan tetap haram walaupun sedikit kerana kita tidak dibernarkan langsung mencampurkan perkara haq dan batil. Majlis yang ada pergaulan bebas akan tetap HARAM walaupun dimulakan dengan Al Fatihah dan bacaan doa. Kita telahpun digariskan dengan tips-tips untuk mencegah mungkar oleh Rasulullah s.a.w. Sekiranya kita nampak sesuatu kemungkaran, cegahlah ia dengan tangan. Jika tidak mampu, cegahlah ia dengan mulut. Jika tidak mampu juga, jauhilah perkara itu dan hendaklah membenci dengan hati dan sesungguhnya itu adalah selemah-lemah iman. Kesilapan kita sekarang ni juga adalah sentiasa mengambil jalan paling mudah iaitu membenci dengan hati, sedangkan telahpun dikatakan bahawa itulah selemah-lemah iman.


Itu bukan isu yang ingin saya fokuskan kali ini. Apa yang ingin saya tekankan kali ini adalah tentang kita selaku Muslim yang turut sama terlibat dengan perancangan secara langsung atau tidak langsung aktiviti mungkar/maksiat. Tahukah anda bahawa kita sebenarnya dilarang sama sekali menyertai aktiviti mungkar walaupun hanya sekadar menjadi pemerhati dan duduk bersahaja.


Dan sesungguhnya Allah telahpun menurunkan kepada kamu (perintahNya) di dalam Kitab (Al-Quran), iaitu: apabila kamu mendengar ayat-ayat keterangan Allah diingkari dan diejek-ejek (oleh kaum kafir dan munafik), maka janganlah kamu duduk (bergaul) dengan mereka sehingga mereka masuk kepada memperkatakan soal yang lain; kerana sesungguhnya (jika kamu melakukan yang demikian), tentulah kamu sama seperti mereka. Sesungguhnya Allah akan menghimpunkan sekalian orang munafiq dan orang kafir di dalam neraka jahannam. (An Nisa' 4:140)

Sebab itu dikatakan selemah-lemah iman adalah membenci perkara mungkar itu dengan hati jika tidak mampu mencegahnya dengan tangan (perbuatan) atau mulut. Apa pula perihalnya dengan kita sendiri yang sama-sama terlibat dalam promosi majlis mungkar seperti ini? 




67. Orang-orang munafik lelaki dan perempuan, setengahnya adalah sama dengan setengahnya yang lain; mereka masing-masing menyuruh dengan perbuatan yang jahat, dan melarang dari perbuatan yang baik, dan mereka pula menggenggam tangannya (bakhil kedekut). Mereka telah melupakan (tidak menghiraukan perintah) Allah dan Allah juga melupakan (tidak menghiraukan) mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu, merekalah orang-orang yang fasik.
68. Allah menjanjikan orang-orang munafik lelaki dan perempuan serta orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu menjadi balasan mereka; dan Allah melaknatkan mereka, dan bagi mereka azab seksa yang kekal.
69. (Nasib kamu hai orang-orang munafik) adalah sama dengan nasib orang-orang sebelum kamu (yang telah dibinasakan), mereka lebih kuat serta lebih banyak harta benda dan anak pinak daripada kamu; seterusnya mereka telah bersenang-senang dengan bahagian mereka; maka kamu pula telah bersenang-senang dengan bahagian kamu sebagaimana orang-orang yang sebelum kamu itu bersenang-senang dengan bahagiannya; dan kamu pula telah memperkatakan (perkara yang salah dan dusta) sebagaimana mereka memperkatakannya. Mereka yang demikian, rosak binasalah amal-amalnya (yang baik) di dunia dan di akhirat, dan merekalah orang-orang yang rugi. (At Taubah 9:67-69)

Walaupun kita tidak terlibat atau menyertai perkara mungkar itu secara direct, tetapi menyeru atau mengajak kepadanya sahaja pun sudah menjadi satu kesalahan besar sehingga jatuhnya ciri munafiq ke atas seseorang. Sedarlah wahai saudara-saudaraku. Sesungguhnya seksa Allah itu sangat keras tetapi Allah Maha Pengampun & Maha Menerima Taubat. Tepuk dada tanyalah iman masing-masing.


Maaf sekiranya ada pihak yang terasa atau tersinggung, tapi saya hanya ingin menyatakan kebenaran sahaja dan langsung tidak berniat menyinggung sesiapa. Perkara ini tidaklah merujuk khas kepada Foam Party ini sahaja tetapi juga kepada mana-mana majlis lain yang ada elemen kemungkaran/maksiat. 

والله علم
والسلام عليكم